Minggu, 24 Juli 2011

Stock Opname dan Weeding (Penyiangan) Koleksi Perpustakaan

Stock opname adalah penghitungan ulang jumlah koleksi di perpustakaan. Dengan stock opname, kita dapat mengetahui jumlah buku yang dipinjam, yang paling diminati maupun yang tidak diminati oleh pemustaka, buku yang hilang, rusak, dan yang harus ada dalam perawatan. Semuanya dapat diperoleh dengan data yang akurat.

Stock opname penting dilakukan untuk pembinaan bahan pustaka yang ada di perpustakaan.
Melakukan stock opname diperlukan tenaga 5 - 6 orang, dana untuk memberikan insentif, perlengkapan, juga waktu. Sebaiknya waktu yang dipilih adalah pada saat waktu liburan dengan jangka waktu selama satu bulan perpustakaan tutup total. Stock opname tidak bisa dilakukan saat buka. Sebenarnya bisa saja dilakukan sambil membuka layanan peminjaman dan pengembalian. Hanya saja hasilnya kurang optimal. Harus ada petugas yang menjaga rak yang sudah didata. Tapi apakah itu bisa menjamin bahwa pemustaka tidak meminjam buku yang sudah didata tersebut? Akan ada dua pekerjaan yang berulang jika kita membuka layanan perpustakaan sambil stock opname.

Weeding atau penyiangan adalah mengeluarkan koleksi perpustakaan yang dianggap sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pemustaka. Penyiangan sangat erat kaitannya dengan stock opname. Penyiangan dilakukan setelah perpustakaan melakukan stock opname.

Tujuan penyiangan adalah lebih menjawab pada kebutuhan pemustaka. Agar koleksi perpustakaan selalu update, tidak ketinggalan jaman. Dengan demikian ruang koleksi perpustakaan bisa digunakan untuk buku-buku lain yang lebih dibutuhkan oleh pemustaka.

Penyiangan koleksi dapat terasa ringan dilakukan jika di perpustakaan sudah menggunakan OPAC (online public access) terlebih jika sudah menggunakan barcode.

Buku-buku yang layak disiangi adalah jika buku itu dalam 2-3 tahun tidak ada yang meminjam. Jika buku itu sudah tidak relevan lagi dalam hal ini misalnya untuk koleksi ilmu teknologi dan komputer. Juga tentang culture yang sudah tidak dipakai lagi di masyarakat misalnya seorang isteri di Bali harus mengikuti suaminya membakar dirinya untuk sebuah ritual. Adat ini sudah dilarang dan ditinggalkan masyarakat, sehingga bukunya bisa dikeluarkan dari perpustakaan. Buku yang sudah tua, juga untuk koleksi referensi seperti kamus, karena bahasa selalu mengalami perkembangan. Selalu ada edisi baru untuk kamus ini.
Perlu diingat, bahwa untuk memutuskan koleksi yang mana yang perlu disiangi adalah yang memang berwenang melakukan memutuskannya dalam hal ini kepala perpustakaan.

Itulah uraian singkat dari materi Lokakarya Sehari Stock Opname dan Weeding yang diselenggarakan oleh KPI, disampaikan oleh Dra. Adwityani Soebagio, SH. Kepala Klub Perpustakaan Indonesia (KPI-Pusat) di Jakarta pada tanggal 18 Juli 2011.

0 komentar:

Posting Komentar